Minggu, 13 Oktober 2013 0 komentar

#1 - Awal Kisah



Cuaca panas terik dan jalanan yang berdebu menambah suasana gerah di sini. Pelajaran telah usai, Yess! batinku. Entah kenapa pelajaran Matematika ini membuatku muak, padahal kan sebentar lagi ada ujian kelulusan?

Kubereskan buku - buku yang berserakan di atas meja kelas, dan kumasukkan ke dalam tas. Dengan langkah gontai, aku keluar kelas dengan perasaan gundah, entah apa yang kupikirkan saat itu. Aku berjalan menyusuri koridor sekolah yang makin sepi. sejenak aku menghela nafas, oh, sebentar lagi aku bakal lulus, tapi mau nerusin kemana ya? kataku dalam hati.

Namaku Galih, seorang remaja yang sudah menginjak kelas tiga Sekolah Menangah Pertama favorit di kota kecil di Jawa Tengah, tepatnya di Magelang. Di sekolah ini aku menjalani kehidupan labilku bersama guru - guru dan teman - teman kelas, hari - hari dimana aku (mungkin) mengalami perubahan 180 derajat menjadi pribadi pemberontak, terhadap siapa saja, dan di mana saja. Terlibat konflik dengan guru, teman lain, sudah biasa. semua ini kulakukan karena aku merasa, sendiri.


Yah sendiri..


Asal tahu saja, entah kenapa kehidupan sekolah, ataukah karena sifatku yang pendiam ini membuatku sering tak dianggap di kelas, banyak yang dekat hanya untuk "memanfaatkan" apa yang aku punya. Mereka tak pernah tulus untuk berteman. Yah, mungkin tak semua seperti itu, selama di sekolah dasar sampai menengah pertama ini, teman hanya bisa dihitung dengan jari. tak banyak. Hal itu sering buat aku berfikir, selama ini aku merasa sendiri, di sini. Yang sering kulakukan adalah menghabiskan waktu di kelas, mendengarkan ocehan guru sambil menggambar dan menulis apa saja di buku note ku.


Ok, back to reality...


Langkahku terhenti saat ada sekelompok anak - anak kelas sebelah sedang mengobrol, membicarakan destinasi pendidikan mereka selanjutnya.


"Eh tau ngga? Abis lulus, aku mau nglanjutin ke SMA Favorit di sini, kamu gimana?" Kata salah satu dari mereka, memulai pembicaraan.

"Wah, sama dong, ntar ikut bareng dong, biar sama - sama sekelas lagi," Sahut yang lain.

Hmmm,, masing – masing sudah punya planning kemana mereka akan melanjutkan pendidikan mereka. Dan aku? Kemana tujuan ku selanjutnya?


Benar – benar tak tahu arah….


“DOR!!!!”

“Eh siapa, eh elu, eh anjr*t! sumpah, kaget sand!! Seneng banget sih ganggu orang kagetan, aaargh!!” seruku cempreng kesal campur kaget campur bête.

Sandi, teman akrabku sejak kelas satu itu, Cuma nyengir kuda, mirip banget.

“Kalo jalan jangan ngelamun, nanti kesandung loh, hahaha, ada apa sih? Mukamu keliatan kusut galau gitu, ntar tambah tua loh, hehehe” kata dia sambil mengimbangi langkahku.

“Huhh enak aja tambah tua, aku kan babyface hehhe, iya nih lagi bete sand, mau cari sekolah, tapi ga nemu – nemu juga, bingung mau nglanjutin sekolah dimana” sahutku sambil terus berjalan menyusuri koridor sekolah.

“Wah sama dong kalau gitu.. santai aja bro, ntar juga nemu sendiri sekolahnya” katanya santai.

“ Kamu juga belum ada pandangan sekolah sand? Emang minatmu kemana?” tanyaku penasaran.

“Aku sih pengen masuk SMK yang, biar ntar bisa langsung kerja, syukur – syukur nerusin kuliah, hehhe, lah kamu?”

“Aku, hmm, masih bingung..pengen masuk  SMA jurusan IPA, tapi kok pengen juga SMK jurusan Tata Boga kalo ga ya Tata Busana, tapi malu, secara kan yang minat rata – rata cewe tuh” jawabku.

“Aih Lih, kenapa musti malu? Jaman sekarang bro, ada emansipasi wanita, ada pula emansipasi pria bro, hahahaha, maksudku, ga haram cowo bisa masak, bisa bikin baju, asal ga bikin kamu jadi cewe jadi – jadian ya, centil sih iya, HAHAHA!” jawabnya sambil meledekku.

“Kurang asem kamu sand, ta’ sambit pake sepatu nih lama – lama, hissh!” kataku sambil memukul lengannya.

“Aduhh! Ko malah nonjok si, sumpah, pegel, pake tenaga dalem yah lih, nakal kamu, huu” seru dia bete, hahahha rasain….

“Hahaha maaf – maaf, abis kamu sih bilang – bilang aku centil segala, belum pernah ngrasain tinjuku sihh, isinya tulang semua loh, hehhe, tapi yang kamu bilang ada benarnya juga sih, tapi aku juga masih bingung, entah lah ntar gimana kelanjutannya” kataku, kembali suram.

Tak terasa kami sudah sampai gerbang sekolah, setelah mendapatkan angkutan umum, kami pun pulang bersama – sama..
readmore »»  
Sabtu, 20 Juli 2013 0 komentar

Pupa

Melihat pupa - pupa lain yang mulai merekah,
aku gemetar..
kurasakan bahwa waktu telah tiba
namun selubung itu masih membungkus rapat diriku...

Aku tak tahu kapan waktuku akan tiba
hanya bisa menatap sayap - sayap cantik itu mulai keluar,
dan mereka pun, terbang...

Aku, masih menunggu..
menatap mereka yang makin menjauh dengan sejuta kesedihan
sesak di dada ini..
tak terasa tetes demi tetes air mata mulai membasahi pipi

Aku terjebak, dan mungkin. . .
aku akan mati di sini

readmore »»  
Sabtu, 13 Juli 2013 0 komentar

Petuah Sekuntum Bunga

Jika kelak kau terpesona pada keindahan bunga, maka belilah, rawatlah bunga itu agar senantiasa indah, aku percaya kamu bisa melakukannya dengan caramu yang terbaik,

Apabila kau yang didambakan oleh beberapa bunga yang ingin agar kamu yang merawatnya, maka bersyukurlah, karena kau memang florist yang 'hebat', di mataku

Namun, sebagai florist hebat, kau harus mampu memilih bunga terbaik untuk kau pelihara,yang akan senantiasa memberikan keindahan kepada kamu, menyebarkan aroma wangi yang dapat merasuk di hatimu, membuatmu 'lebih bersyukur'. jangan sampai pada akhirnya nanti ia akan jadi bunga bangkai bagimu.

Aku ikut senang mendengar hal ini, namun sekaligus aku sedih, jika pada akhirnya nanti saat kita telah menanam bunga kita masing - masing, kita akan melupakan satu sama lain. .
Aku harap, semoga tali yang mengikat kita tak akan pernah putus.

#dedicated to my bestfriends, my brothers

readmore »»  
Rabu, 10 Juli 2013 0 komentar

Awal Pena Menoreh Tinta

Hi,
lama aku tak menulis lagi, gimana kabar kalian, aku harap kalian sehat -sehat aja. Well hampir beberapa lama aku vakum menulis di blog karena memang aktiivitasku yang mulai padat merayap seperti macetnya ibu kota.

Ei, aku sampai lupa, saat ini aku sudah bekerja di salah satu perusahaan vendor jasa telekomunikasi di Jakarta, dengan posisi sebagai admin. Yah pekerjaan yang mungkin dipandang ringan,, namun butuh konsentrasi yang penuh pula, intinya tak ada pekerjaan yang ''enak''', tapi selama kita enjoy, why not?

Yeah, mungkin itu dulu yang bisa aku tulis, untuk kedepannya... you'll see :-)

Karena sastra memang bagian dari seni mengekspresikan kehidupan, bukan?

readmore »»  

Popular Posts

 
;